Kembali Lia mengaduh dan merintih merasakan
pedih dan rasa panas yang sangat tak terperikan pada lubang duburnya.
Kontol Pedro yang terus mengocok-ngocok lubang itu sama sekali tak
mengendorkan serangannya barang sedikit pun. Semakin keras rintihan
yang kemudian disusul tangisan dari mulut Lia, semakin beringas pula
Pedro menusukkan kontolnya ke dubur Lia. Hingga akhirnya Lia kembali
pingsan. Dan itu justru membuat Pedro menggila. Dia meracau, mengumpat,
mencaci. Semua kata-kata kotor bertebaran dalam ruang kamar pengantin
yang sempit itu.
Sementara itu Tory telah siuman, dan Danny melihat Tory
mendekatinya. Tanpa ba-bi-bu, Tory menerkam Danny. Ditelentangkannya
Danny ke lantai. Rupanya Tory nafsunya bangkit kembali saat menyaksikan
Pedro ngentot pantat Lia. Dan bagi Tory sama saja. Dia tidak akan sabar
menunggu Pedro. Ditindihnya tubuh Danny, selangkangannya dipaksanya
terbuka. Kemudian kaki-kaki Danny diangkat ke pundaknya. Kontol yang
kaku besar panjang ngaceng itu tanpa menunggu pelumasan langsung
ditembakkan ke anal Danny.
Saat itu Danny agak sadar, bahwa sebagai lelaki dia belum pernah
dientot sesama lelaki. Tetapi Tory ini adalah tuannya, dan Danny adalah
anjing setianya. Dia akan melayani Tory sebaik-baiknya. Direngkuhnya
tubuh berotot Tory, dipeluknya. Dan saat Tory mendaratkan bibir tebal
untuk melumat bibirnya, dia menyambutnya dengan penuh kegembiraan.
Kegembiraan seekor anjing yang dapat memuaskan tuannya.
Tetapi, saat kontol besar panjang milik Tory itu benar-benar
menusuk dengan tajam ke lubang pantatnya, sebagaimana yang dirasakan
oleh Lia, seakan ada besi membara yang menghunjam pada analnya. Sakit,
pedih, perih dan panasnya yang luar biasa. Kesakitan yang amat sangat
yang menimpa Danny membuat pandangannya kabur, kabur, kabur.., kemudian
gelap.., menyusul Lia istrinya, Danny ikut pingsan..
Pukul 7, pagi harinya..
Danny menggeliat. Panas matahari pagi yang menembus jendela kamar
Villa Forest Garden jatuh ke wajahnya sehingga membuatnya tersadar.
Samar-samar terlintas dalam ingatannya saat-saat yang sangat
menyakitkan tadi malam, dengan perasaan yang penuh putus asa dan hati
yang sangat kecut Danny membuka matanya pelan. Dimana Tory dan Pedro?
Pantatnya masih terasa pedih karena tusukkan kontol Tory semalam.
Dilihatnya sekeliling kamar dengan ekor matanya, dan.. Dengan cepat
serta penuh keterkejutan, serta merta Danny bangun dengan masih
berbugil. Ini bukan kamar yang tadi malam, kamar ini adalah kamar yang
diberikan oleh Tory penjaga villa untuk pasangan Danny dan Lia. Lukisan
di dinding, lampu meja, gordyn, meja dan kursi rias itu. Dan pintu
kamar itu.., sudah utuh kembali.. Pintu yang tadi malam hancur roboh
diterjang para begundal itu..?
Lantas kamar yang tadi malam itu di mana? Apakah Tory dan Pedro memindahkan mereka kembali ke kamar ini?
Nampak Lia masih tidur disampingnya, yang kemudian juga menggeliat bangun disebabkan sinar matahari yang juga jatuh ke wajahnya.
'Lia ..', Danny memanggilnya pelan
Lia langsung membuka mata dan dengan gelagapan cepat bangkit duduk
pula. Seperti halnya Danny, matanya juga menyapu interior kamar itu.
'Mas, kita dimana? Mana Tory dan Pedro ..?'.
Tapi Danny tidak langsung menjawab. Disingkapnya selimut istrinya.
Masih sama-sama bugil. Di bukanya paha, selangkangan, dilihatnya
mendekat, ada bercak darah mengering di pahanya. Itu pasti darah
keperawanan Lia, tapi aku khan belum jadi bersanggama dengan kamu?
Jadi..? Danny sepertinya protes. Atau kita hanya mimpi..? Mungkinkah
ada mimpi kembar? Dua orang dalam mimpi yang sama? Mengalami kejadian
yang sama? Dan akhirnya merasakan kepedihan yang sama pula? Tapi..
'Ssstt ..', dengan berjingkat Danny mengajak bangun.
Pertama-tama diintipnya keluar jendela. Aahh.., alangkah damainya.
Pemandangan di luar jendela yang sangat asri dan segar. Nampak danau
kecil di kejauhan yang ditimpa sinar matahari pagi, kabutnya belum
sepenuhnya hilang dan kijang-kijang yang merumput. Indahnya alam ini.
Kemudian mereka menuju ke pintu. Masih terkunci tepat sebagaimana
saat dia menguncinya tadi malam sebelum naik ke ranjang. Danny memutar
kunci, klek.., dan memutar handlenya. Pintu terbuka. Dengan menuntun
tangan Lia pelan-pelan, Danny melangkah keluar kamar, terus keluar,
menuju beranda, tak ada meja besar, tak ada tiang obor itu, tak ada..
'Selamat pagi, Pak', sambut seorang lelaki tua, agak renta,
disampingnya tampak lelaki yang agak muda, rasanya mereka bersaudara,
mungkin bapak dengan anaknya.
'Pagii Pak, apa kabar?', Danny dan Lia berbareng menyahut.
'Bapak mau minum apa? Eeehh, maaf Pak. Saya baru bisa menghadap
Bapak sekarang. Saya dan anak saya ini baru mudik dari desa seberang,
maklum ada tetangga yang menikah, tidak enak kalau tidak datang..', Pak
tua itu minta maaf pada pasangan Danny dan Lia.
'Ooohh yaa? Bapak ini siapa..?', tanya Danny dengan penuh curiga..
'Saya pelayan Pak Sumitra, Pak. Nama saya Tory. Dan ini anak saya Pedro yang menemani saya menjaga kebun Pak Sumitra ini..'.
Danny dan Lia tercekat. Tangan Lia yang langsung berkeringat dingin meremas tangan Danny.
'Ohh.., lantas yang tt..', Danny tidak menyelesaikan pertanyaannya
karena keburu tangan Lia meremasnya agar tidak berbicara lebih jauh..
Suasana menjadi misterius. Tiba-tiba terdengar telepon berdering di kamar tidur mereka.
'Sebentar Pak..', Danny buru-buru beringsut sambil menarik tangan istrinya kembali ke kamar tidur.
Terdengar di ujung telepon, 'Hallo Danny, Lia, selamat bulan madu yaa..', itu suara Sumitra rekan Danny.
Lama Danny tidak menyahut, hingga, 'Hallo, ini Danny ya.., atau Lia..?'
'Yaa, yaa.. ini Danny.. apa kabar Pak Mitra?',
'Baikk, gimanaa.. enak tidur semalamm..?',
'Yaa.. enak Pakk.. terima kasih yaa..', Danny tidak ingin menceritakan peristiwa yang dialaminya.
'OK, baiklah, aku tidak akan mengganggu anda semua lho. Cuma cek
dan ricek saja. Kalau perlu apa-apa suruh saja Pak Tory atau Pedro,
mereka baik koq. Mereka sudah saya suruh untuk melayani sebaik-baiknya
anda berdua. Jangan khawatir. O yaa, kalau ada perlu apa-apa telepon
aku saja, nanti kubantu. Selamat Honey Moon.., byee..'.
Danny dan Lia langsung terduduk lemas. Lantas siapa yang mengaku Tory dan Pedro tadi malam? Dimana bunga sedap malam itu?
'Itu bukan mimpiku sendiri khan, Ma? Mama juga mimpi yang sama
khan? Mama masih ingat saat pintu itu didobrak para begundal hingga
hancur khan Ma? Mama lihat sendiri khan bagaimana ulah para begundal
brutal itu?'
Pertanyan yang sama persis antara Danny dan Lia yang semua
jawabannya semakin membuat misteriusnya apa yang dialami oleh Danny dan
Lia semalam.
Dengan penasaran Danny menengok kamar sebelah. Terkunci. Dia
perhatikan handlenya, diraihnya. Lho berdebu sekali, bukankah semalam
Pedro membuka dan menutup pintu ini, yang tentunya meraih handle pintu
ini..? Dengan alasan kagum dengan villa indah itu, Danny minta agar
dibukakan pintu kamar itu pada Pak Tory. Agak lama Danny menunggu Pak
Tory mengambil kunci.
'Maaf pak, kuncinya terselip di loteng, jadi saya cari dulu. Soalnya kamar ini sudah lama tidak pernah dibuka'.
Di kamar itu Danny melihat barang-barang tua, antik, yang ditumpuk
begitu saja. Ada alat masak jaman Belanda, sendok garpu jaman Belanda,
ada tangkai obor untuk para ambtenaar kalau bikin pesta kebun. Dan
itu.., gramaphone di atas lemari tua.., Danny menggigil.
'Ini barang peninggalan pemilik lama Pak, orang Belanda, suami
istri, kemudian diusir pulang ke negerinya karena ketahuan memperkosa
pelayan lelakinya, aneh ya pak, sudah lama sekali, mungkin ada 70 tahun
yang lalu, masih jaman Kompeni kata orang..', ujar Pak Tory.
Danny terkesiap mendengar cerita Pak Tory dan saat melihat
barang-barang itu. Bukankah barang-barang ini yang tadi malam dipakai
Tory untuk alat-alat makan malam? Dia tidak berani bertanya lebih jauh.
Dia dapat mengira-ngira sendiri kurang lebih apa yang sebenarnya
terjadi pada waktu itu.
Kemudian dia merapat ke dinding yang memisahkan kamar itu dengan
kamar pengantin yang ditempatinya. Sekali lagi, Danny sungguh
terkejut.., dilihatnya kotak yang dia gunakan sebagai tempat berdirinya
semalam. Dan.. lubang itu.. tepat masih ada di situ.. Dan pada dinding
itu.. Danny melihat ada cairan yang telah mengering.. Itu adalah
spermanya yang muncrat tadi malam menyusul sesaat setelah Tory melepas
spermanya juga.. Bulu kuduk Danny langsung berdiri..
Dan oleh karena ketakutannya yang amat sangat, dengan tanpa
menunggu lebih lama lagi, Danny dan Lia memilih berbenah untuk pulang.
Meninggalkan villa misterius itu. Setelah memberikan beberapa lembar
ratusan ribu rupiah kepada Pak Tory dan Pedro, dengan alasan ada
panggilan dari Jakarta, tanpa sempat meminum minuman yang disuguhkan
oleh Pak Tory, Danny dan Lia segera meluncur membawa mobilnya, lari
dari villa itu, pulang.
Sepanjang perjalanan mereka tidak banyak bicara. Masing-masing
sepertinya telah terkena serangan trauma yang sangat hebat. Sangat
menakutkan. Mereka berkesimpulan hutan tropis itu sangat angker. Apakah
Pak Sumitra tidak tahu? Ataukah dia tidak percaya akan hal-hal seperti
itu, sehingga dia tidak pernah memberi tahu padanya? Dan karena
khawatir akan menimbulkan akibat yang tidak mengenakkan bagi kehidupan
mereka berdua, Danny dan Lia sepakat untuk mengubur saja pengalaman
yang mereka alami di villa itu. Mereka sepakat untuk tidak
menceritakannya pada orang lain.
Dan pada akhirnya..
Tak ada hal yang berubah dalam pandangan umum pada kehidupan Danny
dan Lia. Bagi orang lain di sekitar Danny dan Lia, keluarga di rumah,
teman-teman kantor dan para relasi segalanya berjalan sebagaimana
sebelumnya. Danny dan Lia secara teratur tetap rajin mengunjungi sanak
saudaranya atau teman-temannya. Juga tidak pernah absen dari berbagai
acara-acara keluarga maupun pertemuan-pertemuan antar teman sejawat.
Tetapi sebenarnya di luar pengetahuan orang lain, Danny dan Lia
bukanlah Danny dan Lia yang pernah mereka kenal sebelum peristiwa bulan
madu itu. Kini mereka menjadi pasangan yang paling terbuka dan dapat
mengungkapkan masing-masing keinginannya dari lubuk hatinya yang paling
dalam. Dan sekaligus dapat memenuhi harapan para undangan dalam pesta
perkawinan mereka yang lalu, 'Semoga Danny dan Lia merupakan pasangan
yang saling mendukung, membantu dan mengisi kekurangan yang satu
terhadap yang lain'.
Pada suatu hari, sesaat setelah mereka berhubungan badan sebagaimana layaknya kehidupan suami istri.
'Mass.. aku rasanya koq ingin yang besaarr sekali.. bisa nggak, Mmaass..?',
'Oh yaa..? YANG HITAM yaa..? Aa.. aa.. aku ss.. setuju sekalii.., aku cc.. cariin yaa..?! Nanti aku yang NGELAYANIN yaa..?'.
Mata Lia nampak berbinar..
TAMAT.