Setelah BT cukup lama di kamar sehabis makan
pagi, aku memutuskan untuk go for sight seeing, who knows bisa ketemu
"barang bagus" a long the street (smile!). Kebetulan ada circle bus
yang stationed di depan Holiday Inn, so, aku manfaatin aja. Dari
Holiday Inn, tempatku menginap, bus tersebut menyususri jalan-2 yang
bersih dengan pemandangan countryside yang khas Jepang. Hanya ada satu
dua motor yang berseliweran dan bus-2 pariwisata yang saling mendahului
dalam memberi jalan bagi kendaraan lain.
Circle bus tersebut berhenti berturut-turut di Nikko Winds Hotel,
ANA Excel Hotel, Tokyu & Hilton Narita Hotel dan selanjutnya
berhenti sejenak di Humax Cinema Complex (Spiderman ternyata masih
ditayangkan disini), kemudian berturut-turut: AEON Shopping mall, Gobu
Ohashi, Bon Belta Dept. Store, YOKADO shopping mall (ada Laox disini),
Hana no yu hot spring spa, Keisei Narita Station dan Narita san Temple,
kemudian balik ke Holiday Inn. Fare untuk circle bus ini hanya 150 Yen.
Di jalan tidak banyak ditemui orang berseliweran, begitu juga pada
setiap perhentian di depan hotel. Kebanyakan yang terlihat mejeng di
halaman dan yang ikutan gabung hanya "wisman" bule. Lha kalo yang ini
mah, di Indonesia juga buanyaak!!: p
Balik ke Hotel aku coba menghabiskan waktu dengan mengecek email
pada pc yang connect ke internet. DI Holiday Inn, Tobu, Narita untuk
menggunakan fasilitas internet, kita harus menyiapkan coin 100 yen tiap
10 menit. Benar-benar membosankan dan ribet. Padahal waktu nginap di
Hotel Towa, Ueno, Tokyo, sarana internet ini disediakan gratis bagi
penghuni bahkan ada 3 pc yang tersedia di counter. Nggak mungkinlah
untuk waktu yang sempit ini dipakai chatting, so, aku akhirnya hanya
memeriksa email yang masuk dan membalas email dari teman-2, teristimewa
my Soul-mate di Bandung. Sekitar 6 coin tertelan timer box yang
conected to PC, akhirnya aku balik ke kamar. Di kamar aku melihat
tombol penyimpan pesan di telepon menyala dan ketika aku buka, ternyata
Kenji.. Dia sudah di kantornya dan hanya sekedar say "Ohayo Gozaimasu".
Memang this Japanese perhatian dan ekspresinya berbeda dari other
Japanese yang selalu dingin dan memendam rasa (?). Itulah keistimewaan
Kenji.
Setelah rombongan China tiba, akhirnya kami berangkat dengan
pemandu, Miss Akiko yang lebih sering dipanggil "Koko San". Ini karena
lidah bukan Jepang agak sulit menyebutkan or kepala non Japanese rada
sukar mengingat namanya. Sekitar 30 menit berkendaraan bis dari Holiday
Inn, Tobu, Narita akhirnya rombongan kami tiba di Markas OVTA yang
megah dengan pekarangan depan yang luas dan bersih. Setelah registrasi
ulang dan mendapat sekedar briefing, aku dan teman-2 memasuki lift
menuju kamar masing-2.. Aku menempati kamar 709, dengan view yang
langsung berhadapan dengan jalan raya. Gedung "AM PM" tepat di seberang
jalan yang langsung berhadapan dengan Carrefour, Makuhari yang
merupakan next building to OVTA. Hari ini, Jum'at tgl. 2 Agustus 2002,
dan sore ini Kenji akan menjemputku di OVTA.
Jam 6:15 pm aku mendengar ada ketukan di pintu, dengan malas aku
bangun dan melangkah gontai ke arah pintu. Yukata yang aku kenakan
tidak aku ganti karena berharap aku akan tidur lagi setelah interupsi
'knocking' yang aku pastikan dari teman serombongan entah untuk alasan
apa lagi. Susah yah jadi anggota rombongan termuda, apa-apa, aku yang
kebagian disuruh terus. Yah presentasilah, yah beresin bahan
presentasilah, yah.. yahh.. yahh.. Pokoknya yahh.. semua tugas yang
kadang menyita waktu istirahat.
Pintu terbuka setengah dan muncul sesosok wajah yang tiba-2
mengusap pergi rasa kantuk dan gerutuan yang tadi menggantung di mata
dan bibir. Kenji berdiri dengan senyum lebar dan mata nyaris segaris!
Luar biasa, aku pikir dia mungkin akan tiba sekitar jam 9:00 malam atau
lebih, atau bahkan tidak mustahil esok harinya. Ternyata dia kabur
lebih dulu dari tempat kerjanya. Kini masalahnya adalah jam 7:00 pm aku
harus hadir dalam "Welcome Party" yang diselenggarakan oleh JAVADA
& Ministry of Health and Manpower di ruangan yang dinamakan
"Browsing Area" di lantai 5 gedung OVTA.
Browsing area adalah salah satu ruangan yang sesuai namanya kita
dapat menikmati seluruh area yang berhadapan dan di kiri kanan Gedung
OVTA. Ruangan itu di berada di lantai 5 dan menjorok ke depan dengan
keseluruhan dinding terbuat dari kaca, kecuali dinding yang menempel ke
arah bangunan utama. Berdiri di dalam Browsing Area, seolah kita
melihat mobil berlalu-lalang di bawah kaki kita. Pertama sedikit rasa
gamang menyergap. Namun setelah ruangan terisi penuh dan pembicaraan
menghangat, situasi kembali normal, hanya terasa agak aneh dengan
mengamati lampu-2 mobil di kiri kanan dan di bawah kaki kami yang
berlalu lalang bagaikan kunang-2 yang melayang dengan ringan. Aku
pikir, jika ruangan ini dipakai untuk restoran benar-2 akan menjadi
restoran yg punya taste selain akan sangat-sangat romantis bagi
pasangan pengunjung, lebih-2 dalam nyala lampu yang selalu cenderung
temaram seperti dalam welcome party ini.
Sementara Kenji harus berkubang di tempat tidur kamarku, menunggu,
aku lalu mengganti yukata dengan hem dan memasang dasi. Kenji hanya
memandangiku, seolah menebak berapa centi lagi perkembangan perutku.
Kenji senyum sambil menyipitkan sebelah mata ketika aku mengusap-usap
perutku di depan cermin. Kenji membantu membetulkan krah hemku, dan
mengibas-ngibas jas dan membantu mengenakannya padaku.
Lagi-lagi tubuh yang tegap dan sexy itu mendekat, kembali Gucci
Envy "memperkosa" hidungku lembut, dan aku memonyongkan mulut meniup
helaian rambut semi gondrongnya yang menampar wajahku. Tangan Kenji
kemudian membetulkan letak jasku mulai dari pundak dan turun ke
punggung. Entah karena 'peletan' Gucci Envy-nya atau memang aku yang
ganjen, wajah yang nampak serius seperti designer yang sedang
mempersiapkan modelnya untuk kembali ke catwalk itu aku belai dengan
perlahan. Jemariku dengan rakus merambah hidung, bibir, pipi dan
seluruh wajahnya. Kenji tetap focus seolah tidak terjadi sesuatu.
Timbul keisengan untuk menggodanya.
Dengan tetap memandang lurus ke depan, dan tanpa senyum, tanganku
yang tergantung di bawah bergerak dengan cepat ke jendolan di bagian
selangkangan yang tercetak pada blue jean Kenji. Perlahan aku elus-2
samabil tersenyu. Brengsek.. Kenji tidak bergeming dan tanpa reaksi
spesifik. Dia tetap asyik dengan membetulkan dasiku, jas, kemeja,
kancing dan mematut-2 bagaikan perancang. Nampaknya nggak berpengaruh,
sementara kini aku yang malah panas-dingin (dasar..). Serta merta aku
meremas, menekan dan menggosok tuas yang terasa kenyal di tangan. Tak
tertahan, aku menarik turun kancing tarik jeansnya, dan segera jemariku
tenggelam dalam pubic hair yang lebat.
Perlahan jemariku menyelinap dibalik G-String merah maroonnya dan
.. potongan daging kenyal yang masih setengah mekar itu aku remas
dengan gemas, Kenji tetap sibuk mengurusin letak dasiku dan seolah
tidak terjadi sesuatu. Sekali lagi tanpa melihat ke mataku, dan tetap
Consent' pada jasku seolah seorang "Kenzo" dengan master-piecenya,
Kenji akhirnya membuka suara.
"You'd better disappear right now, before we were caught up by your friends in here coz they didn't see you at the party".
Aku tergelak dan menyambar bibirnya ringan kemudian bergegas menuju
pintu. Sebelum tanganku menyentuh handle pintu satu tarikan membuat aku
setengah langkah mundur.
Tiba-2 tangan Kenji telah mencengkeram pundak dan leherku dari
belakang membuat aku terdongak. Sebelum aku sempat berpikir, terasa
sesuatu yang lembut hangat dalam deru napas yang akrab mengatup erat
mulutku. Tanpa kata aku menjawab tantangan Samuraiku yang mengajak
bersilat lidah dengan jurus-2 silat Cimande!:) Aku berontak membebaskan
diri setelah mulutku terbungkem erat tanpa celah dengan mulut Kenji,
sementara ibu jari dan telunjuknya menjepit cuping hidungku. Tentu aja
aku gelagapan. Sesungguhnya ini 'jurus'ku yang dibajak oleh Kenji
dengan tak terduga. Kenji melompat mundur dengan senyum geli, sebelum
aku sempat protes, Kenji menunjuk pergelangan tangannya. Yah, Tuhan aku
sudah terlambat 10 menit. Mati aku..! Sebelum menghilang di balik pintu
aku sempat berteriak akan membalas Kenji nanti. Kenji hanya mengangkat
kedua alisnya tinggi-2 dengan mimik "whatever!".
Acara welcome party berlangsung sangat formal berisi speech dan
perkenalan antar delegasi dan host. Saat memasuki acara ramah-tamah
hujan turun dengan derasnya. Saya menyelinap perlahan dan lolos dari
pintu keluar yang Cuma satu-2nya. Tiba di kamar aku langsung
mengisyaratkan Kenji agar segera cabut, sebelum ada teman atau panitia
yang balik dari ruang party. Di luar hujan menghajar pekarangan OVTA
dan jalanan begitu deras, sehingga memaksa kami harus membeli payung di
store yang terletak di Ground floor OVTA.
Dekat OVTA ada 2 stasiun untuk kereta yang menuju Tokyo, yaitu
Makuhari Station yang berjarak lk.20 minutes jalan kaki (may be, karena
aku selalu lupa utk mengukur sendiri) dengan Kereta SOBU LINE atau
Kaihin-Makuhari yang dilayani oleh KEIYO LINE yang hanya berjarak 8
menit jalan kaki (untuk ritme langkah Japanese) dari OVTA. Kenji
mengajakku ke Kaihin Station, yang meskipun sangat dekat, namun dalam
siraman hujan yang deras itu cukup membuat langkah kami terseok-seok.
Payung yang berukuran regular itu tidak dapat melindungi punggung
kami dari siraman air hujan. Disatu pihak aku merasa capek berjalan
dengan langkah Jepang yang serba "rush" di tengah hujan yang cukup
merepotkan ini, sementara dipihak lain aku menikmati kesempatan untuk
memeluk dan di peluk di tempat umum seperti ini tanpa perlu
mengkhawatirkan sesuatu pun. Sementara angin dingin menghajar dengan
leluasa punggung kami yang basah kuyup, pundakku menikmati dengan rakus
kehangatan dan gerak otot dada Kenji yang menekan erat. Kenji yang
sekitar 10 cm lebih tinggi tentu lebih leluasa mendekapku di pundak.
Aku melingkari tangan dan mengepit pinggangnya dan aneh saja, nih
tangan nggak mau diam. Punggung dan pinggul yang kenyal dan keras itu
terus aja menjadi sasaran. Malam ini kami akan menginap di Hotel Shiba
Yayoi Kaikan dengan pemandangan pantai, letaknya hanya beberapa menit
dari Stasiun Hamamatsu-cho. Aku protes waktu Kenji menyebutkan tarifnya
8.500 Yen, Gila! Tapi Kenji hanya tersenyum cuek. Aku jadi pengen cepat
nyampe ke Tokyo untuk bias nyantai di hotel atau pengen nyusuri Asakusa
dan River Sumida esok pagi sebelum ke Kamakura. Aku tersenyum mengingat
week end ini yang akan aku isi dengan banyak kesan khusus dengan Kenji,
walaupun diawali dengan lagu "basah diri ini.. Basahh.. rambut ini..
basah bibir ini.. Kuhapus dengan bibirku sayang!:)