Dewa Apollo, dalam mitologi Yunani, adalah anak dewa Zeus and Leto,
putri seorang Titan (dewa raksasa). Apollo dikenal sebagai dewa
matahari, ramalan, obat-obatan, pertanian, dan pemanah. Dia pun ahli
memainkan alat musik lira (harpa kecil). Apollo merupakan dewa penjaga
para pemuda. Beberapa kisah menceritakannya sebagai dewa yang kejam dan
pemerkosa. Dalam sejarah kesenian Yunani, Apollo merupakan dewa yang
paling sering dijadikan sumber inspirasi, mungkin karena Apollo
termasuk dewa yang tampan. Meskipun Apollo pernah jatuh cinta pada
beberapa wanita, Apollo lebih sering dianggap sebagai dewa HOMOSEKSUAL!
Orpheus, dalam mitologi Yunani, adalah seorang penyair dan pemusik,
anak dari dewi Calliope dan Oeagrus, raja kerajaan Thrace. Sejak kecil,
dia amat berbakat dalam memainkan lira (harpa kecil). Tiap kali dia
merasa ingin sendiri, Orpheus akan pergi ke dalam hutan dan memainkan
liranya di sana. Kemerduan suara alat musik itu terdengar oleh Apollo
yang kala itu sedang melintas di atas langit. Sebagai dewa musik,
Apollo tertarik untuk mengintip siapa gerangan yang sedang memainkan
lira seindah itu. Maka turunlah Apollo ke bumi.
Dilihatnya sesosok pria muda sedang duduk di bawah sebatang pohon
rindang dan pada pandangan pertama itulah Apollo 'jatuh cinta' pada
sang pemusik. Orpheus memang tampan, Hidup di antara masyarakat yang
mendukung homoseksualitas dan pedofilia, Orpheus dituntut untuk
memiliki tubuh ketat berotot. Usahanya tak percuma sebab tubuhnya kini
sarat penuh otot, menarik perhatian setiap pria homoseksual. Seperti
kebanyakkan pria Yunani lainnya, Orpheus lebih suka bertelanjang dada.
Dada bidang itulah yang menarik perhatian Apollo.
Diam-diam, kontol Apollo menegang. Apollo sendiri hanya mengenakan
kain penutup kontol, pakaian wajib para dewa lelaki. Apollo pun
memutuskan untuk mendekatinya. Orpheus agak terkejut ketika sesosok
pria tampan bertelanjang dada menghampirinya. Dia lebih terkejut lagi
saat mengetahui bahwa Apollo merupakan seorang dewa.
"Kamu telah merebut hatiku, Orpheus. Jika kau bersedia untuk
berhubungan badan sejenis denganku, saya akan menghadiahkan lira emasku
untukmu. Lira yang akan kuhadiahkan bukanlah lira sembarangan,
melainkan lira ajaib yang akan memukau pendengaran semua orang.
Bagaimana? Kau mau?" tanya Apolo, menggaruk-garuk kontolnya yang
ngaceng berat. Tentu saja Orpheus tergoda tawaran Apollo. Maka
persetubuhan pun dimulai.
Tanpa malu, Orpheus menanggalkan kain pembungkus kontolnya dan
membiarkan perkakas kejantanannya menghirup udara segar. Mata Apollo
berbinar-binar, takjub akan keindahan kontol Orpheus. Bentuknya panjang
dan agak gemuk. Kepala kontolnya mengkilap terkena precum. Ternyata
Orpheus sedang memikirkan seks ketika dia memainkan liranya. Dasar
bejat!:) Tanpa buang-buang waktu, Apollo menundukkan kepalanya dan
pelan-pelan menjilati kepala kontol Orpheus. Pertama-tama, Apollo ingin
mencicipi kulit kepala kontol itu dan menjilati precum yang menempel.
Jilatan lidah Apollo membuat Orpheus kelojotan.
"Hhoohh.. Apollo.. Lidahmu nikmat sekali.. Aahh.. Oohh.. Jilat terus, Apollo.. Hhoohh.."
Tanpa sadar Orpheus menyodok-nyodokkan kontolnya ke arah mulut
Apollo. Tanpa keberatan, Apollo membuka mulutnya dan kontol itu pun
masuk.
Dengan lahap, Apollo menyantap kontol Orpheus. Sudah lama dia tak
merasakan nikmatnya menghisap kontol seorang manusia. Apollo menyedot
kontol itu dengan penuh perasaan. Sesekali, bagian bawah kepala kontol
itu dijilatinya agar Orpheus mendesah-desah nikmat. Kemudian, Apollo
mencoba untuk menelan kontol Orpheus semuanya. Dengan menyantaikan otot
kerongkongannya, Apollo membiarkan Orpheus menekan kontolnya masuk
dalam-dalam. Kontol itu bergerak masuk dan bersarang di kerongkongan
Apollo.
"Hhoohh.. Enak sekali.. Oohh.. Taka da pria yang dapat.. Hhoohh..
Menyedot kontolku.. Hhoohh.. Sepertimu.. Aahh.. Oohh yyeaahh..
Hhoohh.."
Tubuh Orpheus yang kekar menggeliat-geliat tapi kontolnya tetap
bersarang di dalam mulut Apollo. Seperti seorang maniak seks, Orpheus
mulai menyodok-nyodokkan kontolnya, keluar-masuk mulut Apollo. Apollo
hanya berdiam di sana, membiarkan kontol lezat itu berbuat semaunya.
Terangsang melihat indahnya dada bidang Orpheus, Apollo meraihnya
dan meremas-remasnya. Orpheus makin mengerang, terangsang di bagian
kontol dan dadanya. Tanpa belas kasihan, Apollo memelintir puting
Orpehus kuat-kuat.
"AARRGGHH!!" jerit sang pemusik tampan. Kepala kontolnya yang terus bocor dengan precum akhirnya tak kuat lagi.
CCRROOTT!! CCRROOTT!! CCRROOTT!! Pejuh milik Orpheus membasahi
kerongkongan Apollo. Semua sperma itu diteman Apollo dan memang
merupakan minuman terlezat yang pernah diminumnya. Bahkan rasa ambrosia
(makanan para dewa) kalah dibanding rasa pejuh seorang pria.
"AARRGGH!! UUGGHH!! OOHH!! HHOOSSHH!! AAHH!!" Orpheus kembali mengerang dan mengejang-ngejang sampai segalanya selesai.
"Hhooh.. Hhoohh.. Hhoohh.." Dengan napas tersengal-sengal, Orpheus menjatuhkan tubuhnya ke belakang.
Apollo melepaskan kontol pria tampan itu dan bergerak naik bagaikan
seekor ular. Dengan satu tarikan, Apollo melepaskan kain penutup
kontolnya. Kontol Apollo kini bangkit dan mulai mencari mangsa. Kontol
itu lapar akan lubang anus laki-laki. Dan sebentar lagi kontol bejat
itu menemukam lubang dubur Orpheus.
"Sekarang giliranku, tampan. Saya mau menyodomimu. Angkat kakimu,
manis. Biarkan kontol dewa ini mengisi tubuhmu," bujuk Apollo sambil
mengusap-ngusap dada dan perut Orpheus.
Orpheus yang masih terangsang itu pun mengangkat kedua kakinya dan
menekuknya. Dengan demikian, lubang pelepasannya terekspos jelas. Mm..
Apollo menjilat bibirnya, tak sabar menancapkan kontolnya di lubang
itu. Orpheus sendiri perjaka. Seks sejenis dengan Apollo akan menjadi
seks pertamanya. Tapi hal itu sepadan dengan lira ajaib dan kenikmatan
yang akan diberikan Apollo kepadanya. Menutup matanya rapat-rapat,
Orpheus bersiap untuk menerima rasa sakit itu. Dan..
"AARRGGHH..!!"
Begitu kontol Apollo menerjang masuk, lubang dubur Orpheus
memberikan perlawanan. Namun kontol Apollo terlalu kuat dan tak dapat
dilawan sehingga lubang itu jebol. Dalam sekejab, lubang itu dipaksa
menganga selebar-lebarnya dan menelan kontol Apollo yang lumayan
panjang dan besar itu. Apollo yang sedang terbakar nafsu birahi, tak
memberikan kesempatan bagi Orpheus untuk membiasakan dirinya dengan
kontolnya itu. Apollo langsung menggenjot pantat perjaka itu.
"AARRGGHH..!!" erang Orpheus.
Bagaikan piston mesin, kontol itu bergerak masuk-keluar lubang itu.
Setiap kali kontol itu bergerak, benda itu bergesekkan dengan lubang
anus Orpheus, membuat Orpheus kesakitan. Tak peduli berapa kuat Orpheus
mencoba untuk meronta, Apollo tetap mengentotin pantatnya, Nampaknya
sang dewa bejat itu bertekad untuk menghabisi pantat Orpheus. Sifat
Apollo memang tak jauh beda dari sifat ayahnya, Zeus, yang hobi
menghamili semua wanita. Tapi berhubung Apollo lebih cenderung menyukai
sesama jenis, maka Apollo ingin mengentotin semua pria di bumi. Dan
kebetulan, pria yang dipilihnya pada saat itu adalah Orpheus.
"AARRGGHH!! Dewa.. Hhoohh.. Sakit sekali.. Uugghh.. AARGGHH!!"
erang Orpheus, tangannya mencakar-cakar punggung Apollo yang
berkeringat. Apollo tak berkata apa-apa, hanya mendesah-desah dan
mengerang-ngerang. Dia terhanyut oleh ketatnya anus Orpheus.
Selama hampir setengah jam, Apollo mencoba untuk memuaskan nafsu
birahinya, Tanpa istirahat, Orpheus terus dingentotin hingga pemuda
malang itu hampir pingsan kesakitan. Air mata mulai mengalir keluar
dari mata Orpheus yang indah, tak kuasa menahan rasa sakit yang terus
mendera lubang anusnya. Apollo memang terlalu memaksakan kehendaknya
kali ini. Tapi siapa yang berani melawan seorang dewa? Meski kesakitan,
Orpheus ingin agar Apollo terus-menerus menyodominya. Dia sadar bahwa
dirinya memang ditakdirkan untuk dipakai oleh semua pria. Orpheus suka
disodomi.
"Hhoohh.. Hhoohh.. Aahh.. Bersiaplah Orpheus.. Hhoohh.. Terima ini.. Aahh.. Air mani sang dewa Apollo.. Hhoohh.. Hhoohh.."
Perut Apollo yang indah dan berkotak-kotak itu pun berkontraksi
dengan hebat. Dengan satu sodokan terakhir, tumpahlah pejuhnya.
CCROOTT!! CCRROOTT!! CCRROOTT!! CCRROOTT!
"AARRGGHH!! AARRGGHH!! UUGGHH!! OOHH!! AARRGGHH!!" Cairan kontol
Apollo membanjiri seisi pantat Orpheus, membuatnya merasa penuh sekali.