Cerita ini diambil dari mitologi Yunani tentang
hubungan homoseksual dewa Apollo dengan pria-pria Yunani.
Dewa Apollo, dalam mitologi Yunani, adalah anak dewa Zeus and Leto,
putri seorang Titan (dewa raksasa). Apollo dikenal sebagai dewa
matahari, ramalan, obat-obatan, pertanian, dan pemanah. Dia pun ahli
memainkan alat musik lira (harpa kecil). Apollo merupakan dewa penjaga
para pemuda. Beberapa kisah menceritakannya sebagai dewa yang kejam dan
pemerkosa.
Dalam sejarah kesenian Yunani, Apollo merupakan dewa yang paling
sering dijadikan sumber inspirasi, mungkin karena Apollo termasuk dewa
yang tampan. Meskipun Apollo pernah jatuh cinta pada beberapa wanita,
Apollo lebih sering dianggap sebagai dewa HOMOSEKSUAL!
Apollo takkan bertemu dengan raja Admetus jika anaknya tak
meninggal. Aesculapius, merupakan anak Apollo yang sangat dikasihinya.
Sebagai hadiah, Apollo menurunkan ilmu penyembuhan padanya. Ilmu itu
begitu hebat sehingga Aesculapius sanggup membangkitan orang mati!
Aesculapius pun dikenal sebagai dewa kesembuhan.
Hades, dewa penguasa alam kematian, menjadi marah sebab Aesculapius
telah mengacaukan sistem kematian. Dia pun mengadu pada adiknya, dewa
Zeus. Zeus juga marah mendengar hal itu dan langsung melemparkan
petirnya pada Aesculapius yang malang. Dewa kesembuhan itu pun musnah.
Apollo terluka sekali dan marah. Dewa itu turun ke dasar gunung Etna,
menuju tempat di mana petir Zeus dibuat. Tanpa mempedulikan para
pekerja yang tak berdosa (mereka adalah para raksasa bermata satu,
Cyclop), Apollo memusnahkan mereka dengan membabi-buta. Zeus naik pitam
dan melemparkan Apollo ke bumi.
Sebagai hukuman, Apollo harus mengabdi kepada raja Admetus dari
kerajaan Thessaly selama satu tahun. Raja itu pun menugaskan Apollo
untuk menggembalakan ternak-ternaknya di tepi sungai Amphrysos. Dari
sinilah, hubungan homoseksual mereka dimulai.
Admetus, seperti pria lainnya, juga merupakan seorang penggemar
seks. Dia tak peduli apakah orang yang akan dingentotin itu pria atau
wanita. Yang penting dia dapat melepaskan tekanan di kontolnya. Sejak
dia mempekerjakan Apollo atas suruhan Zeus, dia selalu membayangkan
betapa nikmatnya ngentot dengan anak Zeus itu.
Kontolnya mulai berdiri saat dia membayangkan Apollo yang sedang
doggy-style dan dia menusukkan kontolnya dari belakang. Aahh..
Desahnya, tersenyum mesum. Admetus memang tak dapat menahan gejolak
nafsu birahi homoseksualnya terhadap Apollo, apalagi Apollo sering
terlihat hanya mengenakan kain penutup kontol. Admetus merasa dirinya
akan gila jika dia tak mencabuli Apollo yang tampan itu.
Pada suatu hari, dia sengaja meninggalkan kerajaannya dan mengikuti
Apollo diam-diam. Apollo seperti biasa menggembalakan semua ternak
Admetus dan membawa mereka ke tepi sungai Amphrysons. Saat itu cuaca
cerah dan matahari bersinar terik. Sementara mengawasi ternak-ternak
Admetus, Apollo beristirahat di bawah sebatang pohon rindang.
Sudah lama dia tidak berhubungan seks, baik dengan pria maupun
wanita. Saat dia mengalihkan pandangannya, matanya tertuju pada
hamparan bunga Hyacinth yang menciptakan permadani merah di tengah
padang rerumputan. Tiba-tiba dia teringat kembali pada nasib
Hyakinthos-nya yang malang (baca Apollo dan Hyakinthos). Saat-saat
indah yang pernah dilewatinya bersama Hyakinthos kembali terbayang.
Apollo masih ingat betapa sempitnya lubang anus Hyakinthos dan betapa
tampannya pangeran itu.
Kontol Apollo pelan-pelan bangun dari tidurnya, menggelembungkan
kain penutup kontolnya. Apollo berpikir bahwa tak ada salahnya untuk
menikmati masturbasi sebentar saja. Maka dia pun menghentakkan kain itu
dan telanjanglah dia. Berdenyut-denyut, kontol Apollo tampak gagah dan
perkasa. Sambil memejamkan matanya, Apollo mengocok-ngocok kontolnya,
naik-turun, naik-turun, naik-turun.
"Hhooh.. Aahahh.. Oohh.. Aahh.." Berhubung Apollo sedang bekerja,
dia tak berani terlalu lama bermasturbasi. Maka dia memaksa tubuhnya
untuk berejakulasi secepat mungkin, walaupun orgasmenya akan terasa
agak datar.
"Hhoohh.. Uuhh.. Hhoosshh.." Semakin lama, kocokan kontolnya
menjadi semakin cepat. Dan meledaklah kontol sang dewa Apollo.
CCRROOTT!! CCROOTT!! CCRROTT!! CCRROOTT!
"AAHH.. UUGGHH!! OOHH!! AAHH!! UUGGHH!!" Tubuhnya kelojotan dan
keringat pun bercucuran. Pejuhnya muncrat ke atas dan turun kembali,
mendarat di dada dan perutnya. Sebagian pejuh lain hanya mengalir
turun, menuruni batang kontolnya.
"Aahh.." Akhirnya usai juga orgasme Apollo.
Tiba-tiba dari belakang pohon, Admetus menampakkan dirinya. Apollo
sungguh terkejut sekali, tak menyangka bahwa seseorang akan mengintip
sesi masturbasinya. Namun, dewa itu tidak menunjukkan rasa malu sedikit
pun. Dia memang tidak pernah malu jika menyangkut kontolnya yang besar
dan indah itu. Sementara itu mata Admetus hanya terpaku pada kontol
Apollo yang penuh pejuh.
"Apa yang kau lakukan, Apollo? Kuminta kau untuk menjaga ternakku,
tapi apa yang kau lakukan? Kau bahkan berani bermasturbasi dan
melalaikan tugasmu. Untuk itu, kau harus kuhukum, Apollo."
Apollo ingin meledak dengan kemarahan. Tidak pernah ada manusia
yang berani berbicara kasar padanya. Tapi dia sadar akan status dirinya
sebagai yang terhukum. Jika dia samapi melukai Admetus, Zeus pasti akan
menghukumnya dengan hukuman yang jauh lebih parah. Maka Apollo hanya
diam membisu dan menunggu hukuman apa yang akan dijatuhkan Admetus
padanya.
"Sebaiknya apa hukuman yang tepat untukmu?" tanya Admetus, mencolek lelehan sperma dari dada Apollo.
"Aku tahu. Aku akan mempermalukanmu dengan cara menyetubuhimu. Aku
tahu reputasimu sebagai dewa tukang ngentot yang hebat. Pria dan wanita
tunduk pada kontolmu. Tapi tidak denganku. Kaulah ynag harus tunduk
padaku. Selama ini kau selalu mengentotin pantat orang. Sekarang
giliranmu untuk dingentotin. Jika kau melawan, kau akan kuadukan pada
ayahmu, dewa Zeus."
Tentu saja Apollo kaget setengah mati. Tapi bisa apa dia? Kekuatan
dewanya sudah dicabut oleh Zeus dan baru akan dikembalikan setelah masa
7 tahun berlalu. Apollo memang suka ngentot, tapi dia tdak pernah
dingentot! Tapi sebagai dewa, tak ada yang ditakutkannya. Maka Apollo
menerima hukuman itu.
"Baiklah. Di mana kau akan mengentot pantatku?"
"Di sini saja," sahut Admetus, mesum.
Tanpa membuang waktu, Admetus melepaskan pakaiannya. Tak ada
sehelai benang pun yang menempel pada tubuhnya. Admetus berdiri di sana
telanjang bulat. Sebagai dewa yang senang akan hubungan homoseks,
Apollo langsung terangsang melihat tubuh Admetus. Sebagai raja yang
masih muda, Admetus tentu saja masih tampan. Tubuhnya dibalut otot di
mana-mana. Sepasang puting coklat yang keras mengawal dadanya yang
bidang. Apollo langsung tunduk padanya, padahal belum pernah ada
seorang pun yang sanggup menundukkannya dalam hal seks. Tapi kini, dia
berlutut di kaki Admetus dan rela untuk dingentot. Admetus akan menjadi
pria pertama yang mengambil keperjakaan anus Apollo!
Kontol Admetus yang ngaceng berat menggesek wajah Apollo. Tanpa
berpikir lagi, Apollo langsung membuka mulutnya dan mulai mengulum
kontol itu.
"Hhoohh.." Admetus mendesah, keenakkan. Mulut Apollo yang hangat dan basah menyelimuti kontol Admetus yang berdenyut-denyut.
"Aahh.. Dewa Apollo.. Menyepong kontolku.. Aahh.. Hisap terus..
Oohh.." Admetus menjambak rambut Apollo dan menggunakannya sebagai
pengontrol sedotan Apollo bagaikan mengendalikan kuda dengan tali
kekang.
"Hhohoh.. Uugghh.. Aahh.. Oohh.." Admetus menjadi semakin bernafsu menyodomi mulut Apollo. Jilatan lidah Apollo memang top.
"Hhohohh.. Aahh.. Oohh.." Erang Admetus.