Tak lama kemudian, ia dekap badanku erat ke badannya yang masih
tertutup t-shirt putih dan CD-nya yang menutupi kemaluannya yang
berukuran sedang itu. Lalu dia mulai menatap ke mataku kembali dan kami
saling berpandang mata, perlahan tapi pasti akhirnya aku duluan yang
mencium bibirnya dengan perlahan, kukecup bibir bawahnya sambil kukulum
perlahan dan dia pun memainkan lidahnya perlahan, dan terasa tangannya
mulai membuka kancing celanaku dan pada saat yang bersamaan celanaku
dijulurkan ke bawah sehingga tinggal CD-ku yang berwarna biru tua dan
terlihat kepala kemaluanku dengan ukuran sedang sedikit terlihat keluar
dari ujung CD-ku.
"Bob.. aku suka sama kamu!"
"Gombal," jawabku.
Lalu kulepaskan pelukan dan menurunkan CD-ku untuk terus masuk ke
kamar mandi dan membasuh seluruh tubuhku dengan air dingin, dan tak
lama kemudian Andre pun masuk dalam keadaan bugil ke kamar mandi dan
kami pun mandi bersama tanpa melakukan adegan seks terkecuali sesekali
berciuman di bawah shower air dingin sambil menjulurkan lidahku sesaat
ia menciumi leherku. Selang 2 menit, Andre selesai melakukan bilasnya
dan segera keluar dari kamar mandi setelah mengeringkan badannya yang
bertubuh atletis berwarna coklat mengkilap. Tak lama kemudian aku pun
selesai membilas tubuhku dan mengeringkan sambil berkaca di hadapan
kaca kamar mandi yang berukuran sekitar 2 meter.
Pada saat aku keluar dari pintu kamar mandi menuju ruang tidurnya
yang masih bernyalakan lampu terang, kulihat Andre dengan sekujur
tubuhnya yang atletis serta kemaluannya yang sudah ereksi telah
berbaring sambil kedua tangannya berada di belakang kepalanya, berkata,
"Sini Bob, tiduran yuk!" Lagu blues pun masih mengalun di ruang kamar
tidur Andre dan aku bertanya kepadanya,
"Mas, apa punya cassette gamelan Jogja?"
"Hah! kenapa Bob? Kok gamelan? Apa maksudnya?""Coba deh Mas pasang musik gamelan, ada nggak?!"
Ternyata Andre memiliki sejumlah cassette gamelan yang mana aku
sangat menyukai gamelan pada saat suasana malam hari terutama bila
sedang melakukan adegan cinta.
"Mas.. coba deh nikmati gamelan sambil.." sambil aku tersenyum nakal.
Lalu suasana pun berubah dengan alunan bunyi musik gamelan yang
terdengar sayup-sayup. Lampu besar pun dimatikan diganti dengan lampu
yang redup tapi cukup terang sambil jendela dibuka hordennya, dan tak
lama kemudian hujan gerimis pun tiba-tiba turun serasa udara di luar
ikut menyambut ritual kami pada saat itu.
Dalam keadaan bugil dan keadaan kemaluanku pun dalam keadaan tegang
dan keras, aku mulai menaiki ranjang dan perlahan dalam posisi seperti doggy style mendaratkan bibirku pada pipi Andre. Bibirku mulai berjalan di atas
pipi Andre lalu menciumi lehernya yang beraroma pria dewasa sambil
menjilat-jilat dari bagian belakang hingga ke bagian depan lehernya.
Tiba-tiba kedua tangannya memeluk leherku dan tubuhku yang kecil
terjatuh dalam dekapannya. Tanpa mengurangi waktu yang ada, aku mulai
menciumi bagian telinganya sambil mengeluarkan lidahku perlahan di
telinganya. Tampak wajah Mas Andre mulai meringis sedikit dan terdengar
suara lirih, "Uhh.." dan aku mulai mengeluarkan lidah setengah lebih
panjang sambil menjilati telinga kanannya. Pelukan hangat dan erat dari
Andre seakan membuat birahiku lebih tinggi dan kedua tanganku juga
memeluk erat leher Mas Andre dan sesaat bibirku sudah menghinggapi pipi
kanan darinya dan perlahan kukecup dengan halus bibirnya yang tebal
sambil membuka mata menatap matanya yang terbuka besar memandang
mataku. Tanpa berkata apa-apa, aku mulai kembali menciumi pipi kirinya
sambil menjulurkan lidahku menjalar ke arah telinga kiri Andre, lalu
kukecup perlahan telinganya dan ia pun mulai meringis, "Uhh.." sambil
setengah matanya tertutup dan bibirnya ternganga menikmati hasil
jilatan dan kecupanku di telinganya.
Aku mulai menjilat-jilat lehernya dan menciumi lehernya bagian
depan sambil sesekali menciumi hidungnya yang bangir, perlahan
kuturunkan bibirku dan mendaratkannya ke bibirnya Andre. Ternyata kali
ini Andre tidak tahan lagi, lalu dia membalikkan tubuhku dan kini ia
berada di atasku, badannya yang coklat tua mengkilap berada sintal di
atas tubuhku yang berwarna putih-kuning seperti kulit orang Chinese
dengan mataku yang agak sipit aku meringis sedikit keberatan akan
badannya. Namun semua itu terlupa pada saat bibirnya mulai melumat
perlahan di bibirku dan bibir bawahku mulai dikenyot perlahan sambil
dikulum dengan pintarnya seorang yang dewasa. Aku pun tidak mau kalau
dengan memberikan balasan dengan semua keahlianku dalam seni berciuman.
Lidahnya mulai memasuki rongga langit-langit mulutku sambil bermain
membuatku geli-geli nikmat, lidah kami saling bermain di dalam rongga
mulutku, sesekali kumainkan lidahku untuk mengusap gigi dan gusinya,
lalu kumulai mengenyam bibirnya, kami saling bergantian dalam melakukan
adegan ciuman tanpa memperdulikan suasana gerimis dengan alunan gamelan
yang bernada mistik itu. Sambil berciuman, badan kami saling membalik
dari kiri ke kanan dan dari posisi atas ke bawah saling bergantian,
kadang halus seperti pasangan yang sedang berpacaran kadang buas
seperti 2 ekor kucing yang sedang bertengkar, lalu tiba-tiba tangan
Andre memegang kedua belah pipiku dan bibirku pun terlihat moncong ke
depan, lalu langsung ia sedot seperti orang yang sedang rakus minum di
sebuah botol Aqua, bibirku dilumatnya, dan.. "Aauff.. ahh.."
Badannya yang atletis mulai menggesek tubuhku, sesekali terasa
sekali kemaluan kami saling menggesek dan lipatan pahanya yang besar
meliuk-liuk di antara pahaku yang tidak besar. Kemudian dia berhenti
sejenak dan mengangkat badannya sambil menatap diriku dan tersenyum
balik ke arah mataku, lalu katanya, "Bob kamu belajar dimana ciumannya?
Aku tambah suka sama kamu," lalu dikecup keningku dan tiba-tiba
bibirnya yang tebal mulai melumat bibirku kembali tanpa memberikan aku
kesempatan untuk bernafas sehingga aku meronta-ronta namun sia-sia saja
sebab badannya terus menindih tubuhku. Namun aku tidak kehilangan akal,
aku berusaha sekuat mungkin untuk membalikkan badanku dan kini aku yang
berada di atasnya dan akulah kini yang memimpin untuk melumat dan
mengunyah bibirnya dan bibirnya kusedot, kujilat dan kumainkan seperti
melumat es krim, lidahku kujulur masuk ke dalam mulutnya sehingga ia
pun menyedot lidahku. "Uughh.." terasa sekali kepandaiannya memainkan
peranannya dalam permainan mulut ini. Aku mulai menjilat lehernya dan
mulai rakus untuk mendapatkan telinganya, telinganya kujilat
sedalam-dalamnya dan sebasah-basahnya sehingga ia pun berdesah, "Ahh.."
aku cuek saja dan terus menjilat telinga kiri lalu ke telinga kanan,
dan tiba-tiba aku menyerang dan menyeruduk ke ketiaknya dan menjilat
serta menyedot bulu ketiaknya yang hitam sambil kujilat-jilat dengan
rakusnya dan lengan kanannya kuangkat ke belakang bergantian ke ketiak
kiri. "Ahh.. uhh.." hanya itu yang terdengar dari rintihan kenikmatan
yang ia peroleh dariku.
Tiba-tiba kedua tangannya mengelus halus ke kepalaku dan mengusap
rambutku kembali dengan sayang dan aku pun mulai meringis bahagia dan
jatuh ke badannya sambil menyayanginya, namun tiba-tiba dia mulai
menyerangku dengan garang, dan kini ia berada di atasku, lidah Andre
mulai menjulur ke telingaku, "Ahh.." aku tidak tahan di telinga,
kumulai meronta kegelian dan tubuhku menjalar kemana-mana, namun
tangannya menahan tubuhku dan tiba-tiba lenganku pun diangkat dan
ketiakku dijilat habis, "Aahh.. aahh.." aku meringis sejadi-jadinya dan
aku mulai melipatkan tubuhku ke tubuhnya yang atletis, lidahnya terus
bermain sampai akhirnya berhenti di dada putingku. "Ahh.." aku tidak
tahan menahan kenikmatan itu, aku menyukai adegan itu. Dihisapnya
puting-putingku dan aku menggeliat sejadi-jadinya sambil meremas
rambutnya, "Ahh.." dia mengigit putingku, "Ahh.." terasa sakit dan
perih namun nikmat tersendiri yang aku rasakan. Rupanya semakin aku
mengeluarkan suara rintihan dia semakin "hot" untuk menggigit serta
sesekali menjilat puting kananku, lalu dia pindah ke dadaku sebelah
kiri dan kejadian seperti tadi terulang kembali. "Ahh.." dengan
kenikmatan yang tidak selamanya kudapati. Remasan tangannya pada dadaku
juga terasa sekali, aku merasakan sesuatu yang
nikmat-hangat-lembut-kasar dari Andre yang bertubuh coklat mengkilap.
Silih berganti aku dan Andre saling menikmati satu sama lainnya. Tidak
terasa waktu detik demi detik mengalun seirama kami berdua bergumul
menyatu merasakan kenikmatan sesaat. Dan Pada puncak yang kami
tunggu-tunggu mengalir dengan sendiri tanpa bias tertahan dan terhenti
naluri buas dua anak manusia tertumpahkan sudah. Air kenikmatan dari
Andre mengalir deras di perutku terasa hangat menyentuh kulitku dan aku
pun sudah tak tertahankan lagi mengerang seakan dunia menjadi runtuh
dan Andre pun menuntun batang kebanggaanku ke arah wajahnya, seakan dia
menerima pancuran air bahagia di pagi hari, air kenikmatanku keluar
dengan deras menerpa seluruh wajah Andre dan dia pun mengejang seirama
deru nafas yang berlari kencang.
Kami berdua lunglai kecapaian dan tak berdaya, tenaga habis tanpa
daya, tapi Mas Andreku melihat ke arahku sambil tersenyum dan berkata,
"Saya bahagia sekali malam ini!" Dan dia pun berkata yang saya tidak
sangka-sangka, "Maukah kamu menjadi pacarku, Sayang!" saya hanya
terdiam tak percaya dan hanya anggukkan kecil tanpa kata-kata. Dan Mas
Andreku kembali tersenyum memelukku sambil tidur bahagia! Mulai hari
ini dan seterusnya hidupku mengalun di alam bahagia.
TAMAT