Aku sedang menikmati foto-foto model dari
majalah Playgirl yang kuambil dari internet di komputerku di kantor.
Malam belum begitu larut. Rasa malas pulang ke tempat kost membuatku
betah di kantor. Ada ratusan foto cowok keren yang telanjang atau
setengah telanjang yang kutonton bolak-balik. Aku tidak suka melihat
gambar yang vulgar dan sangat porno. Sarafku di kepala kembali
berdenyut. Keren banget nih cowok..
Gambar cowok dengan wajah ganteng dan tubuh indahnya kunikmati
sendiri sambil memerosotkan celanaku sampai ke bawah lutut. Celana
dalamku pun kuturunkan sampai paha, membuatku bebas mempermainkan
kontolku di bawah meja. Aku sedang sendirian di lantai dua ini, di
ruanganku. Bang Jay sudah sejak sore keluar kantor, padahal biasanya
dia juga ada di kantor sampai pagi, bisa kerja, bisa juga cuma
main-main seperti aku sekarang ini. Office boy juga sudah pamit pulang.
Ada dua orang satpam di lantai bawah. Mereka biasanya sedang menonton
TV. Foto-foto cowok yang sebenarnya konsumsi para cewek dan ibu muda
itu terus aku nikmati dengan layar monitor 21 inch. Kadang terpikir
untuk mengajak satpam yang sedang bertugas di bawah untuk menikmati
kegemaranku ini bersama. Tapi.. Nggak ah. Aku belum siap untuk godaan
semacam itu.
"Kenapa sih suka lihat cowok telanjang, Yadi?" kadang timbul pertanyaan itu dalam hati kecilku.
Jawaban pasti dan sesungguhnya agak sulit diungkapkan. Sama
sulitnya mengakui diri bahwa aku punya kecendrungan menyukai sesama
cowok. Tapi kupikir, cowok itu memang lebih indah untuk dinikmati.
Seperti ciptaan Tuhan lainnya, burung misalnya, yang jantannya
kelihatan lebih indah. Contoh dari keluarga burung adalah: burung
cendrawasih, merak, kalkun, ayam dan lainnya, yang jantannya pasti
diciptakan dengan bentuk dan warna lebih indah. Sedangkan binatang
berkaki empat yang dapat diberikan contoh: singa. Tuhan menciptakan
semua itu tentu dengan maksud yang baik, salah satunya adalah
ketertarikan untuk lawan jenisnya. Tapi kenapa kamu suka melihat yang
sesama jenis, Yadi? Apakah kamu tertarik karena seks? Atau keindahan
manusia laki-laki? Ah, tak tahulah!
Tangan kananku masih di atas meja menekan mouse untuk mengganti
gambar-gambar yang kuinginkan, sedang tangan kiriku mengelus pelan
batang kontolku yang sudah sangat mengeras. Tegang karena aku melihat
foto-foto ini atau karena sentuhan tanganku, sudah tak ada bedanya
lagi. Cairan kontolku sudah mengering lagi, sampai tanganku lengket di
kulit kontolku. Akhirnya kugunakan air liurku untuk memudahkan telapak
tanganku naik turun, bermasturbasi.
Fantasiku meluncur secara liar. Membayangkan model yang ganteng,
aku tidak ingat lagi aku mendownload dari mana, dari Men Magazine atau
Playgirl. Lama-lama timbul imajinasi lebih setelah melihat ini dengan
sang model keluar dari kaca monitorku dan dan membiarkanku menikmati
tubuh indahnya. Aku bisa menyentuh tubuhnya dari atas. Mengelus rambut
ikalnya, dan menyentuh lehernya yang sangat berotot. Turun ke bahunya
yang membulat kekar. Aku dapat meremas dadanya yang padat dan
mempermainkan putingnya yang sudah menegang. Aku dapat mencium aroma
ketiaknya yang segar dan kemudian menikmati puting susunya yang kenyal.
Tubuhnya sangat keras dan hangat. Semua aku nikmati dalam suasana yang
sangat mendebarkan.
Aku sedang membayangkan wajahku turun sampai ke perutnya, setelah
menikmati dadanya yang sangat padat. Perutnya yang bergerak naik-turun
sesuai dengan nafasnya yang semakin kencang membuatku tidak bisa
berlama-lama, kemudian turun ke bawah pusarnya. Dinding otot depan
kantung kencingnya begitu rata, ada urat ototnya di sana. Kontolnya
yang dari tadi kupermainkan dengan telapak tanganku sekarang sudah
menyentuh hidungku. Aroma khasnya membuat jantungku berdetak makin
kencang. Kakinya yang berbulu bergerak-gerak mempermainkan kontolku
yang sudah sangat tegang. Dengan sedikit ragu, kupermainkan batang yang
hangat itu di wajahku. Ke pipiku, ke dagu, ke hidungku dan kembali ke
bibirku yang masih terkatup. Kuulangi beberapa kali. Sesekali kugenggam
erat kontolnya dan membuat aku dapat merasakan denyutnya.
Batang yang kenyal itu berdenyut lagi di genggamanku, mengalirkan
darah hangatnya. Kembali kutelusuri dengan bibirku sampai ke
pangkalnya. Bulu kelaminnya yang telah dicukur sudah mulai tumbuh lagi,
dapat kurasakan kasar, membuat sensasi tersendiri di bibirku. Terasa
nikmat di kulitku. Getar rangsangan makin membuat kontolku juga
berdenyut. Nafasku terasa sulit diatur, makin kencang hingga membuatku
bernafas dengan mulut juga. Ah.. Dengan tidak ada bulunya, membuat aku
bebas mengelus sampai ke pangkal kontolnya.
Kulihat wajah model impianku menikmati apa yang aku lakukan sambil
sesekali matanya terpejam dan bibirnya sedikit terbuka. Tangannya di
kepalaku seperti memaksaku untuk sucking his dick. Dengan pelan aku
membuka lebar bibirku dan..
Bayangan sosok di pintu membuatku menghentikan aksi fantasiku dan
kulihat Elang, ya Elang, sudah berada di depanku, dekat pintu. Hampir
copot jantungku karena kaget. Mungkin sangat merah wajahku sekarang.
Jantungku yang sudah berdetak kencang dan nafasku yang sudah
ngos-ngosan karena nafsu, rasanya bekerja dua kali lipat sekarang.
Mataku terasa tak percaya..
Aku tidak dapat berkata apa-apa. Ada rasa takut muncul tiba-tiba.
Aku sebut nama Tuhan. Ah, kenapa kalau sudah dalam situasi begini, kamu
ingat Tuhan, Yadi? Yang kamu lakukan sekarang, Tuhan tidak suka, dan
kamu tahu itu Yadi! Mungkin Dia tidak mau mendengar kamu. Hati kecilku
yang rada cerewet itu kembali bersuara.
Tanganku masih di mouse dan tangan kiriku menekan dadaku, berusaha
menenangkan jantungku yang berdetak kencang. Beberapa kali aku
gelengkan kepala, untuk menyadarkan apa yang kulihat. Susah payah
rasanya aku untuk bernafas dengan sedikit tenang. Nafas panjang yang
kulakukan terasa hampir mencekikku. Kutegakkan tubuhku dari duduk yang
merosot.
"Elang?" tanyaku setelah beberapa saat tersadar.
Dia bisa melihat kontolku yang memerah. Ada rasa malu yang
membuatku menarik celana dalam dan celanaku untuk dikenakan dengan
semestinya.
"Elang, ada apa? Kok kamu datang lagi?" tanyaku setelah merapikan celanaku.
Kusapukan telapak tanganku ke wajah. Sosok Elang tidak juga hilang
membuatku sadar akan kehadirannya. Air putih di mejaku segera aku teguk
pelan. Hampir saja aku tersedak.
*****
Aku memang berusaha melupakan kejadian di Gelanggang Renang Ancol
dimana aku 'hilang' diculik ke dunia lain. Saat itu, baru menjelang
subuh aku ditemukan di ruang pompa, berarti aku menghilang hampir 8
jam. Padahal ruang pompa itu terkunci dan jarang dibuka. Entah kenapa
aku dapat masuk ke sana. Cerita teman-temanku Ran, Bima, Ganda dan Dana
setelah lama aku tidak ditemukan, sedang areal kolam sudah tutup,
mereka lapor ke petugas Ancol untuk dicarikan. Bima datang memang agak
malam, setelah maghrib, katanya. Ketika dia menanyakan aku dimana ke
Ran, Ganda dan Dana, saat itulah mereka tersadar kalau aku tidak ada.
Tidak mungkin aku pulang lebih dulu, karena pakaianku masih utuh di
ruang penitipan kamar bilas. Aku berusaha dicari kemana-mana. Malah
disangka tenggelam, sehingga semua kolam di telusuri.
Akhirnya, karena lama tidak ditemukan dan malam semakin larut,
barulah dipanggil 'orang pintar'. Semua yang hadir pada malam itu,
terutama teman-temanku, diminta untuk khusuk baca doa yang dibimbing
bapak itu. Katanya mereka pada menangis. Kalau aku benar-benar tidak
ditemukan, entah bagaimana mereka akan menjelaskan kepada keluargaku,
begitu pikir mereka.
Areal kolam renang yang begitu luas, memang sedikit menyulitkan
menemukan titik lokasi keberadaanku. Akhirnya diputuskan mereka
bergerak bersama, mencari getaran gaib yang mungkin ada. Mereka disuruh
memanggil-manggil namaku. Hampir putus asa, akhirnya Bima merasakan ada
suara. Cerita Bima, dia mendengar namanya dipanggil, sayup-sayup tapi
tidak tahu dari arah mana. Ketika melewati daerah pompa, getaran itu
makin kuat terasa oleh Bima. Diputuskan untuk membuka ruang pompa yang
lembab itu. Saat itulah, secara pelan-pelan sosokku ditemukan, setelah
dibaca-bacakan doa oleh Bapak 'orang pintar'. Katanya, kalau terlambat
sedikit lagi, aku akan sulit untuk diajak 'kambali'. Ah.. Aku dibawa ke
ruang pengelola kolam untuk dibersihkan dari dunia lain. Diberi minum.
Kemudian tubuhku terasa lemas.
Setelah dianggap sudah cukup kuat, aku diajukan banyak pertanyaan.
Aku ceritakan semua. Aku cerita soal Elang dan pacarnya yang diperkosa
di ruang kamar bilas sampai meninggal karena over dosis. Pengelola yang
tahu mengatakan memang pernah ada ditemukan kematian pasangan muda yang
mati over dosis, tapi bukan karena pemerkosaan. Mayat Elang dan
pacarnya juga tidak dibawa untuk diotopsi oleh keluarga mereka, mungkin
karena telanjur sudah malu. Kejadian yang kualami malam itu diminta
tidak diceritakan kepada masyarakat luas oleh pengelola kolam renang
dengan segala pertimbangannya. Rupanya begitu ya..
*****
Dan malam ini Elang hadir kembali. Dia hanya mengenakan celana
renang merah bertelanjang dada, sama seperti waktu aku melihatnya di
Ancol. Sekarang aku dapat melihat wajahnya dengan lebih jelas di bawah
sinar lampu kantorku yang terang benderang ini. Rambut ikalnya yang
hitam dengan sedikit cambang halus di pipinya. Aku sangat suka matanya,
dengan alis dan bulu mata yang lebat dan hitam. Aku tidak begitu ingat
wajahnya seperti siapa, wajah khas cowok latin dan sedikit manis
sebagai cowok. Tapi sorot matanya dapat menunjukkan kecerdasannya.
"Hati-hati kamu menikmati itu semua," katanya tanpa menjawab
pertanyaanku yang heran dengan kehadirannya. Suaranya pelan tapi terasa
berat.
"Apapun niat kamu untuk melihat foto-foto cowok itu sambil
bermasturbasi, itu akan membuat kamu terobsesi dengan seks yang salah,
Yadi."
Aku menggelengkan kepalaku. Aku tidak mau dan tidak suka diajari
begini. Apalagi oleh hantu Elang ini, batinku mulai protes. Badannya
yang tidak begitu gemuk dan juga tidak kurus kulihat putih bercahaya,
sama seperti wajahnya. Kulirik jam di komputerku telah menunjukkan
pukul 00:25. Sudah lewat tengah malam. Dia katakan kalau apa yang
kulakukan sudah mulai berlebihan dan akan mencapai ke hal yang lebih
buruk. Seperti halnya dia dengan pacarnya yang sudah melakukan tindakan
hubungan dosa yang sangat berlebihan. Dia sadar dengan hukuman Tuhan
yang ditimpakan kepadanya. Dia ingin aku juga menyadari itu..
Dia masih berdiri di sana. Monitor komputerku masih memperlihatkan
cowok ganteng tanpa busana yang memperlihatkan kontolnya yang setengah
tegang terkulai di pinggulnya. Model playgirl keren Billy Amicarelle.
Huih!
"Kamu bilang ke Ran untuk tidak melihat kelamin orang lain, sedang
kamu sendiri masih suka melakukannya," Elang kembali bersuara, seperti
sedang menghakimiku.
"Kamu sendiri tahu, semua yang kamu lakukan ini adalah awal dari penyimpangan.."
Kemudian dia bicara tentang apa yang kulakukan ini. Cowok keren
yang kulihat ini semua adalah ciptaan Tuhan. Begitu sempurnanya ciptaan
Tuhan seharusnya dapat menimbulkan rasa cinta kepada Tuhan dengan tidak
melakukan hal yang dilarangnya. Deg! Sekarang Elang terasa tampil
seperti malaikat dengan semua nasehatnya. Setelah melakukan dosa ini,
dengan melihat kelamin orang lain, pasti akan berlanjut ke dosa-dosa
berikutnya.. Masih mampukah untuk minta ampun dengan dosa semakin
beruntun dan banyak itu? Ah.. Kamu tahu apa Elang..? Protes hati
kecilku lagi.
"Bagaimana aku dapat menahan diri untuk tidak melihat kesenanganku ini?" tanyaku. Ada nada takut di suaraku.
"Sibukkanlah dirimu untuk hal yang bermanfaat,"jawabnya yang terasa
klise buatku. Gampang diucapkan, susah sekali untuk dilaksanakan.
"Jauhilah hal yang membuat kamu ingat akan kesenanganmu ini.
Perbaiki cara pikir, kalau melihat cowok keren, pikirkanlah hal yang
diluar seks. Misalnya kamu kagum dia bisa memelihara tubuh untuk dapat
dilihat dengan indah. Kemudian itu akan memotifasi kamu agar mau
membuat diri kamu juga bisa indah seperti cowok yang kamu lihat.
Mulailah dari diri sendiri.."
Terasa sulit aku untuk mengakui kebenaran yang disampaikan Elang.
Dia sebenarnya banyak membantuku untuk dapat berpikir dan bertindak
benar. Namun dalam hatiku, aku belum yakin terhadap apa yang
disampaikan Elang. Entah kenapa.