Dia jilat dari bawah ke atas, Budi tersenyum geli melihat kepala penis
yang bulat kemerahan itu mengkilat karena basah, lalu dikecupnya kepala
penis itu dan jilat-jilat seperti es krim.
Pak Hermanpun memekik kegelian, lalu dia mulai lagi menjilati penis
itu terus sampai kebawah, terkadang buah zakar nya pun dia mainkan
dengan lidahnya bahkan sampai paha Pak Herman pun ia jilati. Lalu
setelah puas..
Sleep..
Penis Pak Herman masuk juga ke dalam mulutnya digosok-gosoknya sambil kepala Budi naik turun..
"Uuhh.. Terus Bud.. Fuck.. Me.. Oohh.." Pak Herman mengerang keenakan.
Budi terus menjilati penis tersebut, rasanya ia tidak ingin
melepasnya, sampai limabelas menit budi menjilati akhirnya Pak Herman
merubah posisi 69, dia menelungkup lalu menungging sementara budi
dibawah sambil terus menjilat penis Pak Herman sehingga bentuk mereka
seperti seekor anak sapi yang sedang menyusu induknya, Pak Herman
kadang juga menjilat penis Budi yang juga tegang sambil terus
menggoyang-goyangkan pantatnya dan akhirnya Pak Herman mendesah keras..
"Ahh.. Oohh.."
Dan seketika itu budi merasakan mulut dan wajahnya penuh dengan
cairan hangat yang aneh tetapi ia telan saja cairan itu sampai habis.
Akhirnya mereka berdua tergeletak lemas.
Setelah satu jam mereka beristirahat, Pak Herman lalu minum segelas air sambil memberikan Budi segelas air juga.
"Kamu masih capek ya?"
"Enggak pak, sudah agak mendingan, memangnya kenapa pak?"
"Gini bapak masih mau mencoba cara yang lain, kamu mau ya..?"
"Sekarang kamu tiduran aja ya Bud," lalu Pak herman mulai memeluk
Budi dari belakang sambil menciuminya sampai akhirnya dia menyuruh budi
untuk nungging.
"Lho saya mau diapain lagi pak?"
"Tenang kita akan mencoba hal yang baru, yang saya sendiri pun belum pernah mencobanya."
Pak Herman lalu mengambil gel untuk melumasi penisnya, dia oleskan
merata sementara Budi hanya melihat keheranan. Dia lalu menepuk pantat
budi, wah pantatmu seksi juga. Tangannya lalu mulai meraba pantat yang
putih itu lalu mulai membuka lipatan diantara kedua pantat itu dan
terlihatlah lubang kemerahan yang ditutupi rambut. Nafsu Pak Herman
makin bergelora, sambil menjilati selangkangan Budi, Pek herman lalu
menjilati pantat bahkan sampai dilubangnya.
"Aahh geli pak. Aduhh.."
Tapi Pak herman diam saja, kemudian Pak Herman menjilati jari
telunjuknya agar basah lalu memasukkannya ke dalam lubang tersebut dan
menggosok-gosokkan sambil tetap menjilati lubang itu agar tetap basah
lalu memasukkan jari tengahnya sampai akhirnya jari manisnya pun ikut
masuk.
"Aduh.. Sakit.. Pak," kata budi sambil menangis.
"Tenang bud ini supaya lubangmu yang masih perjaka ini tidak kaget nantinya."
"Emang mau diapain pak?" Pak Herman hanya tersenyum, anak ini benar-benar lugu pikirnya.
"Anggap saja kamu seorang wanita yang akan menyerahkan
keperawananmu untuk dimasuki penis suamimu ya.. Sekarang pejamkan
matamu, jangan tegang, rileks aja."
Pak Herman pun gemetar karena dia juga belum pernah melakukan hal
ini, rasanya tak tega untuk menodai seorang pemuda yang baik hati itu,
lalu dia berkata lagi.
"Gimana Bud apakah kamu ikhlas memberikannya untuk bapak?"
Budi lalu menjawab,"Saya ikhlas, karena saya yakin bapak begitu
tulus mencintai saya. Akan saya berikan milik saya yang paling berharga
ini demi bapak. Lakukan saja.. Tapi.. Pelanpelan ya.. Pak, saya agak
takut..?"
Lalu tanpa basa-basi lagi Pak herman mulai memasukkan penisnya ke
dalam lubang tersebut, pelan tapi pasti karena dia tahu Budi belum
pernah mengalami hal ini, penis itu pun masuk perlahan lahan, Pak
Herman agak kesulitan karena penisnya cukup besar sementara lubang anus
Budi cukup imut.
"Aaduuhh.. Sakit pak, pelan-pelan.. Pak".
Pak Herman lalu berhenti agar budi tenang, "Kita coba lagi ya Bud, bapak masukkan pelanpelan deh."
Untuk mengurangi sakit Pak Herman sampai meremas dan mengocok penis
Budi agar Budi tidak tegang, sampai akhirnya penis itu masuk semua,
lalu Pak Herman diam sejenak. Dia merasakan penisnya kini hangat dan
seperti dipijit kuat oleh otot yang masih perjaka.
"Ooh baru kali ini aku melakukan sodomi ternyata enak juga," pikirnya.
"Kita mulai ya.. Bud, kamu rileks aja".
Budi lalu mengangguk dan memejamkan mata hatinya berdebardebar. Pak
Herman lalu mulai menggerakkan penisnya keluar masuk secara
perlahan-lahan.
"Aaduh.. Pelan aja pak.. Oohh."
Pak Herman mengocok pelan lalu setelah beberapa menit ia mulai mempercepat gerakannya.
"Oohh.. Oohh ohh.."
Sementara Budi mulai terbiasa..
"Ayo Pak lebih cepat lagi.. Aahh.."
Budi kini mulai merasa keenakan seperti ada sesuatu yang membelah
pantatnya dan rasanya panas bercampr nikmat. Jika dilihat gayanya
seperti anjing kawin. Pak Herman mengerang sambil memegang pundak Budi,
kepalanya terangkat ke atas karena keenakan.
"Uahh.. Oouuhh.."
Pinggulnya bergoyang cepat seakan tidak terkendali, kini khayalan
yang selama ini hanya ia lakukan saat onani akhirnya terwujud sudah.
Sementara budi masih tetap nungging tapi kini perutnya ia ganjal dengan
bantal, ia terlihat pasrah..
"Uuhh.. Uuhh.. Terus Pak.. Masukkan lebih dalam dan berikan aku
setetes noda manis itu.. Oohh, ini aku lakukan hanya untukmu pak..
Oohh.."
Goyangan gila itu terus berlangsung sampai keringat mereka berdua
bercucuran dan akhirnya Pak Herman mulai merasa ada sesuatu dari
penisnya.
"Oohh aku mau keluar Budi, aku keluarin didalam ya Bud.. Aahh.."
Crot.. Crot.. Crot..
Belum sempat Budi menjawab tibatiba Pak Herman sudah memuntahkan
maninya ke dalam perutnya, Budi merasakan ada air hangat masuk ke dalam
perutnya.
"Oohh.."
Pak Herman lalu terjatuh lemas, dia mencabut penisnya yang sudah
kelelahan dan kemerahan itu, sementara lubang anus Budi tampak basah
oleh mani dan kemerahan.
Kini Budi bangkit, "Gimana Pak enak lubang saya?"
"Gila Bud enak banget.. Oohh.. Sekarang gantian kamu yang coba, aku
juga sudah berjanji untuk memberikan keperjakaanku pada orang yang
kucintai."
Lalu ditariknya Pak Herman ke pinggir ranjang, "Kamu mau pake cara apa Bud?"
"Tenang pak, saya tidak akan menyia-nyiakan pengorbanan bapak pada saya."
Lalu tanpa banyak bicara Budi mulai berdiri disisi ranjang dia
mengoleskan juga gel pelicin penis itu lalu mencium Pak herman sambil
meremas dadanya. Pak herman pasrah saja, sambil memejamkan mata dia
membayangkan bahwa dia seorang putri yang akan menyerahkan
keperawanannya pada pangeran yang dicintainya. Lalu budi mulai menciumi
penisnya, sambil terus menjilat turun sampai ke lubang anus yang
berambut itu tanpa raguragu dimasukkannya lidah itu ke dalam lubang
keluar masuk, tangannya kini mengangkat paha Pak Herman dan
meletakkannya dileher sehingga luban anusnya terangakat dengan satu
kali dorongan kini penis budi dimasukkan ke lubang Pak Herman..
"Aawww.."
Pak herman menjerit kesakitan.. "Gila.. Kamu Bud main kasar ya.."
Tapi Pak Herman hanya tersenyum karena penis Budi memang tidak
begitu besar sehingga tidak begitu terasa sakit, disamping itu ia ingin
merasakan permainan yang kasar dimana ia menjadi seseorang yang tidak
berdaya yang takluk pada seorang yang gagah. Kini Budi merasakan
penisnya hangat dan seperti dipijit, sesaat sebelum Budi mulai bekerja,
Pak Herman berkata,
"Kocok yang keras ya Bud..! jangan pedulikan aku, lakukan sesukamu
kamu pantas mendapatkannya. Aku ingin permainan yang sedikit gentle dan
keras. Aku ingin kamu menjadi perkasa dan aku hanyalah orang yang tak
berdaya.."
Budi keheranan. Tapi ia tidak mau mengecewakan Pak Herman dia lalu mulai mengocok keluar masuk..
"Aahh.. Aahh maafkan saya ya pak.. Oohh"
Karena penis Budi yang tidak terlalu besar maka ia dapat sedikit
leluasa untuk menggerakkan kesana kemari, disodoknya kuat-kuat penisnya
ke dalam lubang itu, Pak Herman mengerang kesakitan.
"Aaahh.. Aawww.. Terus aja Bud jangan hiraukan aku.. Oohh.."
Budi yang melihat Pak Herman mengerang hanya tersenyum saja, ia
merasa kasihan tapi puas juga. Budi terus memacu pantatnya maju mundur
dengan cepat dan kuat laksana ksatria yang memacu kudanya.
"Rupanya Budi punya teknik bercinta dan kekuatan yang hebat" bisik
Pak Herman, sementara tangan budi mencengkeram pundak Pak herman,
keringatnya makin bercucuran.
"oohh.. Oohh.. Ayo Bud lebih dalam lagi.. Oaahh.. Kau memang
kuat.. Oohh.. Kau.. Gilaa.." Pak Herman mengerang sakit, nikmat dan
emosi bercampur menjadi satu.
Ia menatap Budi lalu ia meneteskan air mata ohh.. Kini aku telah
menyerahkan keperjakaanku pada orang yang kusayangi, ia menikmati
setiap sodokan-sodokan yang diberikan oleh Budi dan berharap semoga
budi puas. Ketika membuka mata Pak Herman melihat Budi jadi semakin
imut ketika wajahnya penuh dengan keringat saat berjuang dan bibirnya
yang kecil dan kemerahan itu tak hentihentinya mengerang membuat Pak
Herman gemes kini ditariknya Budi sehingga kepala mereka saling beradu
dan ciuman hebat pun terjadi. Lidah Pak Herman dimasukkan ke dalam
mulut Budi, Budi pun lalu langsung menyedotnya lalu mereka bergantian
memasukkan lidah. Sementara pinggul Budi semakin cepat bergerak sampai
akhirnya ia melepaskan ciuman Pak Herman. Budi pun akhirnya mencapai
orgasme rasakan ini Pak Herman..
"Uuoohh.. Aahh.."
Croott.. Crroott..
Dia berteriak keras, kini Pak herman merasakan sesuatu yang hangat
mengalir didalam tubuhnya, Budi pun terkapar jatuh dipelukan Pak
Herman, nafasnya terengah-engah, kepalanya menempel didada Pak Herman,
"Ternyata seperti ini rasanya menjadi korban sodomi.. Ahh" pikir
Pak Herman sambil tersenyum bahagia dan memeluk Budi yang tak berdaya.
Pak Herman dan Budi pun kini berpelukan, tak lupa kecupan manis dikening Budi menandai berakhirnya kegiatan sore itu.
"Terima kasih ya Bud, Kau telah menyerahkan keperjakaanmu pada
bapak dan bapak juga telah menyerahkan keperjakaan bapak kepadamu. Kamu
tahu, kamu orang pertama yang telah membelah lubang anusku dan bapak
juga baru pertama kali ini merasakan nikmatnya bercinta dengan sesama
lelaki, sekarang bapak ingin kamu menjadi pendamping bapak selamanya,
mulai saat ini bapak tidak tertarik untuk mencari istri, cukup kamu
saja," kata Pak Herman sambil menitikkan air mata.
"Baik pak, Budi juga berterima kasih karena bapak mau menyerahkan
keperjakaan bapak dan berbagi rasa dengan saya, ini menandakan bahwa
bapak cinta saya. Terus terang ini juga pengalaman saya yang pertama,
dulu saya pernah berjanji siapa yang pertama kali meniduri saya dialah
yang menjadi pendamping saya, dan ternyata bapaklah orangnya".
Lalu mereka tidur sambil berangkulan dalam keadaan telanjang,
semalaman mereka cekikikan sambil bermain penis, berciuman, onani
bersama layaknya sepasang pengantin dimalam pertama. Mereka akhirnya
hidup bahagia bersama.
E N D